Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Saham Indonesia

Sektor Perindustrian Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Pertumbuhan yang Berkelanjutan.

Sektor perindustrian menjadi pilihan menarik bagi para pelaku bisnis dan investor di Indonesia. Dalam data yang dirilis oleh S&P Global pada Januari 2023, PMI manufaktur Indonesia mencapai level ekspansif sebesar 51,3, yang menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur di Indonesia terus meningkat. Hal ini tentu memberikan optimisme bagi para pengusaha dan investor untuk mengembangkan bisnis mereka di sektor ini. Selain itu, peningkatan jumlah output produksi dan pesanan baru juga menjadi faktor yang mendukung pertumbuhan sektor perindustrian. Peningkatan daya beli masyarakat yang masih terjaga di tengah tingkat inflasi yang stabil juga turut berperan dalam menggeliatkannya sektor ini. Para pengusaha dapat memanfaatkan momen ini untuk memperluas jangkauan bisnis mereka dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Namun, perlu diingat bahwa peningkatan aktivitas manufaktur juga diikuti dengan peningkatan persaingan antar pelaku bisnis. Oleh karena itu, para pengusaha harus

Bank Indonesia Tidak Naikkan Suku Bunga, Inflasi Terkendali dan Rupiah Stabil di Awal Tahun 2023

Bank Indonesia Memutuskan untuk Tidak Menaikkan Suku Bunga Acuan BI7DRRR pada Rapat Dewan Gubernur Pada Rapat Dewan Gubernur yang diadakan pada Kamis (16/2), Bank Indonesia memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan BI7DRRR. Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi konsensus dan membuat BI7DRRR tetap berada di level 5,75%, dengan deposit facility dan lending facility masing-masing tetap 5% dan 6,5%. Keputusan ini merupakan yang pertama kalinya Bank Indonesia menghentikan kenaikan suku bunga setelah menaikkannya secara berturut-turut dalam 6 bulan terakhir. Sejak pertama kali menaikkan suku bunga pada Agustus 2022, suku bunga Bank Indonesia telah naik 225 bps (2,25%). Pertimbangan Bank Indonesia untuk tidak menaikkan suku bunga acuan BI7DRRR adalah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang sedang membaik dan mendorong pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Meskipun inflasi cenderung meningkat, namun peningkatan inflasi ini lebih disebabkan ole

Daya Beli Masyarakat Indonesia Tak Terkalahkan, Apa yang Membuatnya Tetap Kuat?

Indonesia masih memiliki daya beli yang kuat meski suku bunga yang meningkat selama enam kali berturut-turut hingga mencapai level 5,75% pada Januari 2023. Kondisi ini terbukti dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Januari 2023 yang mencapai angka 123 poin dan lebih tinggi dari IKK pada Desember 2022 sebesar 119,9 poin. Ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia tetap optimistis terhadap keadaan ekonomi saat ini. Konsumsi masyarakat yang kuat juga menjadi salah satu faktor yang memperkuat daya beli masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari turunnya tingkat inflasi tahunan yang mencapai 5,28% pada Januari 2023 dari 5,51% pada Desember 2022. Ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga daya beli mereka masih tangguh. Tingkat konsumsi yang kuat dan daya beli masyarakat yang stabil membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Hal ini membuat para pelaku bisnis dan produsen lebih optimistis dan membuat mereka b

Sido Muncul Meraih Performa Stabil di Tengah Tantangan Pasar, Targetkan Pertumbuhan Penjualan dan Laba Lebih dari 10%

Sido Muncul, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jamu herbal, makanan dan minuman, dan farmasi, mengalami penurunan laba bersih sebesar 2,8% YoY menjadi 384 miliar rupiah pada 4Q22. Meskipun penjualan moderat tumbuh 0,6% YoY menjadi 1,25 triliun rupiah, didorong oleh segmen jamu herbal (+5,6%), segmen makanan dan minuman justru turun sebesar 15,3%. Namun, ada beberapa hal positif yang terjadi pada kinerja Sido Muncul. Beban pokok penjualan turun sebesar 7,3% YoY, menyebabkan margin laba meningkat menjadi 61,4% (4Q21: 58,2%). Sementara itu, kinerja Sido Muncul meningkat secara quarter to quarter (QoQ), dimana penjualan meningkat sebesar 25%, laba kotor meningkat sebesar 42,7%, dan laba bersih meningkat sebesar 39,8%. Secara kumulatif selama tahun 2022, laba Sido Muncul turun sebesar 12,4% YoY menjadi 1,1 triliun rupiah, didorong oleh penurunan penjualan sebesar 3,9% menjadi 3,9 triliun rupiah. Segmen jamu herbal dan makanan dan minuman turun, sementara segmen farmasi t

BBCA: Pemegang Saham Jumbo Melakukan Aksi Jual, Investor Asing Ternyata Lebih Tangguh.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), perusahaan perbankan milik Grup Djarum, terus mengalami aksi jual oleh beberapa pemegang saham jumbo, meskipun investor asing lainnya mulai menunjukkan tanda-tanda untuk memborong emiten tersebut. Sepekan terakhir, rapor hijau pergerakan harga saham BBCA diikuti oleh akumulasi net buy atau beli bersih sebesar Rp1,25 triliun oleh investor asing. Namun, JPMorgan Chase & Co dan BlackRock Inc memiliki kebijakan berbeda dan terus memegang saham BBCA. Kepemilikan keduanya sangat penting, dengan JPMorgan memegang 1,56 persen saham BBCA atau setara 1,91 miliar lembar saham, sementara BlackRock memegang 1,44 persen saham BBCA atau setara 1,77 miliar lembar. Meski demikian, JPMorgan dan BlackRock kembali melakukan aksi jual saham BBCA pada pekan kedua Februari 2023. JPMorgan baru saja melepas 36,62 juta lembar saham BBCA pada 7 Februari 2023, sementara BlackRock juga melepas 6,5 juta lembar. Menurut Associate Director of Research and Investment Pi

PT Bank Mandiri Gelar Stock Split, Likuiditas Saham diharapkan Meningkat.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sebuah emiten sektor perbankan, berencana untuk menggelar stock split. Aksi korporasi ini akan membagi satu lembar saham lama dengan nominal Rp250 menjadi dua lembar saham baru dengan nominal Rp125 per lembar. Stock split merupakan teknik yang sering dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Dengan menurunkan nominal per lembar saham, diharapkan akan ada lebih banyak pembeli yang tertarik untuk membeli saham BMRI. Stock split juga diyakini dapat memperbaiki aksesibilitas bagi investor retail. Hal ini karena nominal per lembar saham yang lebih rendah akan membuat harga saham terasa lebih terjangkau bagi investor ritel. Stock split juga diharapkan dapat memperbaiki tingkat likuiditas perdagangan saham BMRI. Dengan adanya lebih banyak saham yang beredar di pasar, maka diharapkan akan ada lebih banyak transaksi jual-beli yang terjadi sehingga tingkat likuiditas perdagangan saham akan meningkat. Aksi korporasi stock

BRI Kembali Lakukan Aksi Buyback Saham Senilai Rp1,5 Triliun: Program Kepemilikan Saham untuk Karyawan dan Direksi.

Bank Rakyat Indonesia (BRI), salah satu bank terbesar di Indonesia, kembali melakukan aksi korporasi buyback saham sebesar Rp1,5 triliun. Buyback saham adalah kegiatan membeli kembali saham yang sudah diterbitkan dan dicatatkan di bursa efek. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar sehingga memperkuat posisi perusahaan. Aksi buyback saham ini akan dilakukan selama 18 bulan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023. Periode waktu yang cukup lama ini menunjukkan komitmen BRI dalam melakukan aksi korporasi ini dan memastikan bahwa kegiatan buyback saham berlangsung secara efektif dan efisien. Program buyback saham ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepemilikan saham bagi karyawan dan direksi BRI. Dengan membeli kembali saham, BRI memberikan kesempatan bagi karyawan dan direksi untuk memiliki saham perusahaan dan menjadi bagian dari kepemilikan perusahaan. Ini juga menunjukkan komitmen BRI terhadap karyawan dan direksi sebagai bagian

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,31%: Pertumbuhan Ekonomi Tercepat sejak 2013.

Ekonomi Indonesia memperlihatkan kemajuan yang signifikan pada tahun 2022, dengan pertumbuhan ekonomi (PDB) yang tumbuh sebesar 5,31%. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ini adalah pertumbuhan PDB tertinggi sejak tahun 2013 dan lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 3,7%. Konsumsi masyarakat Indonesia juga memberikan kontribusi besar terhadap raihan PDB tahun 2022. Konsumsi naik sebesar 4,93% YoY, membantu memperkuat performa ekonomi negara. Selain itu, kinerja ekspor juga melonjak tajam sebesar 16,28% YoY, yang seiring dengan tingginya permintaan komoditas non-migas Indonesia. Faktor-faktor ini memperlihatkan bahwa ekonomi Indonesia sedang dalam masa kemajuan dan stabil. Keberhasilan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang positif akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia, termasuk peningkatan lapangan kerja dan kesejahteraan sosial. Namun, pemerintah harus terus berupaya untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi ini berkelanjutan da